Mobil Listrik Ubah Kebiasaan Pemilik dan Cara Perawatan
Selasa, 28 Desember 2010 | 12:53 WIBautoblog. com
Pemeriksaan Sebelum Pengiriman atau PDC Nissan Leaf. Tejadi perubahan kebiasaan memeriksanya.TERKAIT
PORTLAND, KOMPAS.com — Mobil listrik masih termasuk barang baru bagi kebanyakan konsumen mobil di seluruh dunia. Hal yang sama juga dirasakan dealer yang akan menjualnya, bengkel-bengkel perawatan, dan tentu saja teknisi.
Pasalnya, mobil listrik tidak punya tangki bahan bakar. Sumber penggeraknya tidak ada oli, pompa bensin atau solar, oli dan saringan, saringan udara, serta transmisi yang rumit. Semua itu akan mengubah kebiasaan pemeriksaan dan perawatan yang akan diberikan oleh bengkel atau pemiliknya. Diperkirakan, perawatan mobil listrik akan lebih mudah dan biaya juga lebih murah. Apa benar?
Kondisi tersebut terjadi saat ini di Amerika Serikat, terutama di lingkungan dealer Nissan yang sudah siap menjual mobil listriknya, Leaf. Menurut Green Car Report, mobil listrik adalah “gadget” teknologi tinggi.
Untuk bisa menangani dengan tepat dan cepat, dealer harus mempersiapkan teknisi dengan keterampilan tinggi dan pengetahuan yang sangat baik tentang kelistrikan mobil. Dijelaskan pula, bagi dealer yang bersedia menjual mobil listrik, mereka harus memenuhi persyaratan—mengeluarkan dana tambahan—untuk perawatan, yaitu Special Service Tool (SST) atau perkakas kerja khusus dan alat diagnosis yang cukup mahal.
Dealer juga diminta menyediakan tempat pengisian baterai untuk umum, termasuk tempat parkirnya. Hal yang sama dilakukan di dalam bengkel (memerlukan stall khusus). Tuntutan lain, teknisi harus dilatih menangani baterai, listrik tegangan tinggi, dan cara memperbaiki sistem kelistrikan.
Bahkan, karena bobot baterai mencapai 275 kg, dibutuhkan forklift untuk menurun-naikkannya dari mobil bila ingin diganti. Di samping itu, diperlukan sarung tangan khusus tegangan tinggi dan pakaian untuk menangani bagian tertentu pada mobil.
Mark Perry, Direktur Perencanaan dan Stratergi Produk Nissan di Amerika Serikat, mengatakan, kebutuhan khusus membuat dealer harus mengeluarkan dana baru antara 25.000 dollar AS dan 75.000 dollar AS (Rp 225 juta-Rp 675 juta). Dijelaskan, 97 dealer Nissan di AS bersedia menjual Leaf karena menilai biaya tersebut masuk akal.
Pasalnya, mobil listrik tidak punya tangki bahan bakar. Sumber penggeraknya tidak ada oli, pompa bensin atau solar, oli dan saringan, saringan udara, serta transmisi yang rumit. Semua itu akan mengubah kebiasaan pemeriksaan dan perawatan yang akan diberikan oleh bengkel atau pemiliknya. Diperkirakan, perawatan mobil listrik akan lebih mudah dan biaya juga lebih murah. Apa benar?
Kondisi tersebut terjadi saat ini di Amerika Serikat, terutama di lingkungan dealer Nissan yang sudah siap menjual mobil listriknya, Leaf. Menurut Green Car Report, mobil listrik adalah “gadget” teknologi tinggi.
Untuk bisa menangani dengan tepat dan cepat, dealer harus mempersiapkan teknisi dengan keterampilan tinggi dan pengetahuan yang sangat baik tentang kelistrikan mobil. Dijelaskan pula, bagi dealer yang bersedia menjual mobil listrik, mereka harus memenuhi persyaratan—mengeluarkan dana tambahan—untuk perawatan, yaitu Special Service Tool (SST) atau perkakas kerja khusus dan alat diagnosis yang cukup mahal.
Dealer juga diminta menyediakan tempat pengisian baterai untuk umum, termasuk tempat parkirnya. Hal yang sama dilakukan di dalam bengkel (memerlukan stall khusus). Tuntutan lain, teknisi harus dilatih menangani baterai, listrik tegangan tinggi, dan cara memperbaiki sistem kelistrikan.
Bahkan, karena bobot baterai mencapai 275 kg, dibutuhkan forklift untuk menurun-naikkannya dari mobil bila ingin diganti. Di samping itu, diperlukan sarung tangan khusus tegangan tinggi dan pakaian untuk menangani bagian tertentu pada mobil.
Mark Perry, Direktur Perencanaan dan Stratergi Produk Nissan di Amerika Serikat, mengatakan, kebutuhan khusus membuat dealer harus mengeluarkan dana baru antara 25.000 dollar AS dan 75.000 dollar AS (Rp 225 juta-Rp 675 juta). Dijelaskan, 97 dealer Nissan di AS bersedia menjual Leaf karena menilai biaya tersebut masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar